REVIEW JURNAL: Organizational Structure and Internal Communication: An Organizational-Level-Analysis Hyo-Sook Kim
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Individu
Mata Kuliah Komunikasi Organisasi
Dosen Pengampu : Nia Ashton Destrity, S.I.Kom., M.A
Disusun oleh :
Dymi Marsa Levina Cahyarani
165120200111024
Jurusan Ilmu komunikasi
Universitas Brawijaya
2018
Jurnal yang berjudul “Organizational Structure and Internal Communication: An Organizational-Level-Analysis” adalah sumber yang membahas tentang kaitan komunikasi internal dengan struktur organisasi. Jurnal ini juga ikut menyertakan beberapa penelitian terdahulu sebagai bentuk pendukung argumennya dalam beberapa kalimat yang ditulis. Penelitian tersebut yakni oleh Holtzhausen (2002), J. Grunig (1992), dan L. Grunig, J. Grunig, dan Dozier (2002). Diawali dengan hipotesis nya berupa “organizations with organic (mechanical) structures would have symmetrical (asymmetrical) communication systems” yang berarti bahwa organisasi dengan struktur organik (mesin) akan memiliki sistem komunikasi yang simetrik (asimetri)”.
PENJELASAN KONSEPTUAL
Organizational structure atau struktur organisasi sebagai salah satu variabel dalam penelitian ini dibedakan sebagaimana dalam jurnal mengadopsi pemikiran Hage (1980) menjadi empat variabel struktural. Keempat varibel struktural tersebut yakni sentralisasi, stratifikasi, formalisasi, dan kompleksitas. Sentralisasi adalah susuan struktur yang hirarki, keputusan tertinggi diletakkan pada kekuasaan tertinggi. Stratifikasi cukup mirip dengan pengertian sentralisasi, hanya saja struktur organisasi ini dinilai lebih jelas pembagian kekuasaannya antara high-level dengan low-level nya. Formalisasi lebih kepada organisasi yang mengikuti peraturan tertulis dan regulasi yang berlaku. Peraturan tertulis dan regulasi ini nantinya menghambat inovasi dan komunikasi karyawan (level maupun antar level). Sedangkan, kompleksitas adalah bentuk organisasi yang mampu mengajarkan karyawannya untuk menempati peran penting dalam perusahaan. Pada penjelasan ini, saya memahami bahwa kompleksitas memiliki pendekatan humanistik, organisasi memahami kebutuhan akan karyawannya. Organic structures mewakiliki variabel struktural yang desentralisasi, less-stratified, less-centralized, dan lebih kompleks dengan banyak melibatkan karyawan untuk mengambil keputusan. Sedangkan mechanical structures berlaku sebaliknya.
Internal Communication atau komunikasi internal adalah sub disiplin ilmu dari komunikasi yang mempelajari bagaimana individu bertukar informasi dalam sebuah organisasi. Jurnal ini mengadopsi pemikiran J. Grunig (1992) tentang pemahaman internal communication yang terdiri dari dua jenis yakni: symmetric communication dan asymmetric communication. Komunikasi simetri dikatakan sebagai salah satu model dengan “mengutamakan dialog secara penuh dengan publiknya serta fokus pada upaya membangun hubungan dan pemahaman bersama …..” (Kriyantono, 2014). Sedangkan asymmetric communication dikatakan sebagai bentuk persuasi, sehingga publiknya dianggap akan mengikuti sistem yang diterapkan oleh organisasi, “model two-way asymmetric lebih mengarahkan strategi komunikasi organisasi untuk memengaruhi publik beradaptasi dengan organisasi, bukan sebaliknya” (Kriyantono, 2014). Sehingga, dapat disimpulkan perbedaan antara keduanya yakni komunikasi simteri bersifat fleksibel dimana sistem terbentuk akibat upaya dari interaksi manusia, sedangkan komunikasi asimetri bersifat kaku dimana sistem yang terbentuk lah yang akan membatasi interaksi manusia. Inilah yang kemudian disebut sebagai duality-of-structure dimana struktur yang nantinya mempengaruhi model komunikasi di dalam organisasi juga akan menentukan sistem yang akan terbentuk.
HASIL PENELITIAN
Test of hypothesis
Jurnal ini mengatakan bahwa hipotesis yang diungkapkan adalah benar dan dibuktikan secara empiris melalui kuisioner yang disebar ke berbagai perusahaan di Korea Selatan. Kim menuliskan bahwa tidak ada pengecualian terhadap bobot perusahaan karena nantinya akan mempersempit responden dari penelitiannya. Kuisioner yang ia sebar menunjukkan bahwa organic organizational sangat berkaitan erat dengan symmetric communication dengan menunjukkan nilai β = .58, p > .0,1 sedangkan asymmetric communication menunjukkan nilai negatif yakni β = .-66, p >.0,1. Adapun beberapa definisi konsep dari variabel symmetric commuication yaitu supervisor mendorong karyawan untuk mengungkapkan perbedaan pendapat, karyawan tidak takut berbicara di depan supervisor dan manajer, dll. Serta definisi konsep dari variabel organic organizational yang dalam jurnal ini mewakili desentralisasi, kompleksitas, nilai yang kurang terhadap sentralisasi, stratifikasi, dan formalisasi yaitu karyawan memiliki kesempatan untuk berpendapat yang nantinya akan mempengaruhi kinerja kita -karyawan lainnya (participation), di perusahaan kami, pendidikan karyawan diperlukan untuk melakukan pekerjaan kami secara memadai (complexity), dll.
STUDI KASUS
Organic structural telah banyak diterapkan ke dalam perusahaan yang maju. Perusahaan menilai pendekatan humanistik lebih dibutuhkan dan bahkan mampu meningkatkan produktivitas karyawannya. Seperti perusahaan penyedia jasa manajemen konten website yang terkenal di Amerika Serikat yaitu HubSpot. Perusahaan ini mampu berkembang dengan pesat, seperti pada tahun 2006 mendapat penghasilan sebesar 2,5 milyar hingga 3 milyar, namun dalam jangka waktu empat tahun perusahaan ini telah menghasilkan sebesar 202 milyar, yakni pada tahun 2010. Dilansir dari finansialku.com, Brian Halligan, CEO Hubspot, menciptakan lingkungan pekerjaan yang nyaman bagi karyawannya. Dirinya melakukan pendekatan terhadap tenaga kerjanya (sales) dengan mendidik dan meningkatkan kerjasama tim. Sesuai dengan definisi konsep dari complexity bahwa perusahaan mengedukasi karyawannya untuk kemudian mendapatkan keuntungan dari hasil produktivitas yang tinggi. Penerapan konsep seperti ini kemudian menimbulkan symmetric communication yang dalam definisi Kriyantono, 2014 yakni melihat publiknya dan lebih memperhatikan hubungan dengan publiknya. Hubspot berjalan dengan memperhatikan kinerja karyawannya, bagaimana kenyamanan kerja publik internalnya di dalam kantor, dan hubungan karyawan dengan bos. Dalam sebuah video diceritakan oleh salah satu karyawan, bahwa Hubspot seperti tidak memiliki kantor. Semuanya duduk pada satu ruangan yang sama bahkan bosnya. Penyimbolan seperti ini bereaksi terhadap persepsi karyawan bahwa tidak ada sekat diantara para karyawan dan bos. Semua adalah sama. Sehingga karyawan juga tidak merasa dibatasi ketika akan menyampaikan pendapat. Ruang meeting juga dibuat terlihat nyaman dan dekat satu sama lain (termasuk bosnya), hal ini akan menunjang karyawan tidak ragu untuk berhadapan dengan bos serta mampu menyampaikan pendapat masing-masing. Selain itu, perusahaan juga melihat kebutuhan publik internalnya seperti menyediakan Xbox untuk istirahat karyawan, makanan ringan, free beer dan banyak lagi. Tentu saja hal ini menunjukkan bahwa perusahaan peduli dengan karyawannya dan membentuk sistem sebagaimana mereka berkomunikasi. Hubspot tidak menciptakan sistem untuk kemudian dipaksakan agar diikuti oleh publiknya, namun Hubspot dan karyawannya lah yang kemudian membentuk sistem atau struktur sosial dalam lingkungan organisasinya.
DAFTAR PUSTAKA
l Kriyantono, R. (2014). Teori-teori public relations perspektif barat & lokal: Aplikasi penelitian dan praktik. Jakarta: Kencana
l Kim, H. Organizational structure and internal communication: An Organizational-Level-Analysis. 196 - 207
l Finansialku. (2016). Kisah sukses brian halligan pendiri hubspot. Diakses 19 Maret 2018. Tersedia pada: https://www.finansialku.com/kisah-sukses-brian-halligan-pendiri-hubspot-com/
l (2012). Inside Hubspot. Youtube. Tersedia pada: https://youtu.be/EXOtTvb5OFE
0 pendapat