ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI THE DOW CORNING CRISIS: A BENCHMARK

by - 7:06 PM




1.      Late Responses
Awal mula isu muncul yakni pada tahun 1980 an, namun strategi komunikasi baru muncul pada tahun 1991. Hal ini memberikan pengaruh buruk terhadap citra perusahaan karena dalam kurun waktu 10 tahun tentu telah membentuk persepsi publik yang kian menguat jika tidak didampingi informasi yang melawan isu tersebut. Sehingga pengaruh world of mouth dan pemberitaan media yang sudah meluas.
Terlebih lagi pada stage 3, Dow Corning berusaha memberikan dokumen tentang kebenaran produknya yang sehat. Dokumen diterima namun tetap saja publik masih tidak percaya terhadap Dow Corning. Hal ini terjadi sebagai akibat dari late respond yang dilakukan Dow Corning sejak kemunculan awal isu tersebut. Pembuktian ilmiah dilakukan 12 tahun setelah isu meluas. Persepsi publik sudah terbentuk cukup kuat, sehingga untuk memberikan satu bukti ilmiah belum cukup untuk mengubah persepsi awal.
2.      Tidak bertindak sesuai dengan keinginan publik
Pada studi ini, publik masih kekurangan informasi terkait klarifikasi terhadap isu yang menerpa. Perusahaan tidak memerhatikan keselamatan publik bahkan tidak menunjukkan simpati terhadap mereka. Perusahaan justru fokus terhadap penyelesaian masalah dengan tuduhan FDA dan pemberitaan media.
3.      Kredibilitas Informan dalam “One Gate Information”
Dalam mengadakan press release, Dow Corning mengedepankan tiga juru bicara dengan perbedaan informasi. Hal ini tentu membuat publik bingung dan menanyakan kredibilitas dari informasi yang didapat. Pada dasarnya, one gate information sangat menguntungkan di dua sisi. Bagi perusahaan, satu juru bicara mempermudah briefing dan pengendalian media. Bagi publik (maupun media itu sendiri) adalah memudahkan pencarian informasi dan tingkat kepercayaan yang tinggi pada juru bicara tersebut, serta tidak ada ketimpangan informasi seperti yang dilakukan oleh Dow Corning.
4.      Tidak dilakukannya keterbukaan informasi
Pada tahap pertama di tahun 1991, Dow Corning melarang jajaran pimpinannya untuk memberikan informasi atau menjawab pertanyaan yang ada kepada media. Padahal, media adalah salah satu jembatan informasi publik dengan perusahaannya. Terlebih ketika media tidak mendapatkan asupan informasi, maka media akan melakukan berbagai persepsi untuk memenuhi kebutuhan informasi. Hal ini dapat berakibat buruk ketika persepsi yang disampaikan adalah salah. Maka, publik juga akan memiliki anggapan salah terhadap Dow Corning.
5.      Menutupi Informasi dan Kebenaran
Dow Corning telah menyadari bahwa produk miliknya memang berpotensi terhadap kesehatan wanita. Namun, ketika hal ini akan dibuktikan oleh FDA, Dow Corning justru menyerang balik dan mengungkapkan bahwa hal tersebut hanyalah tuduhan. FDA berusaha memberikan bukti dokumen tentang kerusakan produk dari Dow Corning. Sedangkan, Dow Corning menentang pernyataan FDA.  
6.      Menganggap publik bodoh atau tidak tahu apa-apa
Dow Corning menolak terhadap pembuktian dokumen FDA tentang buruknya produk, sehingga memberi tantangan “testing” ulang. Kejadian ini seolah menandakan bahwa penelitian yang dilakukan FDA salah dan tidak akurat. FDA sebagai pengawas dianggap lawan yang menjatuhkan citra perusahaan, sehingga respon Dow Corning sangatlah buruk. Berbeda jika Dow Corning sangat terbuka dan menganggap FDA sebagai salah satu stakeholders perusahaan, maka respon yang diberikan terhadap informasi baik maupun buruk akan berbeda.
7.      Fokus terhadap pertikaian dengan mengabaikan citra perusahaan
Strategi komunikasi krisis yang dilakukan oleh Dow Corning hanya berpusat pada keunggulan produk Dow Corning tanpa memerhatikan persepsi publik. Sehingga, segala produk komunikasi yang dikeluarkannya berimbas pada publik dan belum menjadi cakupan recovery dari strategi komunikasi krisis. Beberapa layangan tuduhan atau serangan balik kepada FDA bukanlah strategi yang baik untuk memenuhi kebutuhan informasi publik. Publik hanya melihat kontroversi antar perusahaan dengan persepsi yang seutuhnya tetap bahwa “produk Dow Corning berbahaya”. Strategi komunikasi yang dilakukan FDA belum efektif karena tidak bisa mengembalikan keadaan dari dua stakeholdernya yakni konsumen serta FDA.

You May Also Like

0 pendapat