SISTEM NEW MEDIA FACEBOOK MENGHADAPI TANTANGAN PILPRES 2019
Disusun untuk
memenuhi tugas Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah Sistem Komunikasi Indonesia
Dosen Pengampu :
Haryo Pambuko Jiwandono
OLEH:
Dymi Marsa Levina C
165120200111024
165120200111024
Jurusan
Ilmu Komunikasi
Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas
Brawijaya
Malang
2018
SISTEM NEW MEDIA FACEBOOK MENGHADAPI TANTANGAN PILPRES
2019
Komitmen
facebook dalam menjaga privasi data penggunanya perlu digaris bawahi. Belajar
dari studi kasus tim pemenangan Donald Trump yang menggunakan survei sebagai
kedok mencari data kegemaran pengguna untuk menjadi sasaran kampanye. Cambridge Analytic adalah salah satu
lembaga yang berperan dalam tim pemenangan tersebut. Berkisar 50juta pengguna
facebook bocor datanya dan 1 juta diantaranya merupakan pengguna facebook asal
Indonesia. Kebocoran terjadi guna kepentingan politik semata. Hal ini dinilai
sebagai suatu kecerobohan facebook sehingga bulan Maret lalu, Mark Zuckerberg
dimintai penjelasan dan ketegasan tentang privasi data facebook sendiri (kompas.com). Kedua aktor ini kemudian menjadi turning point dari suatu sistem yang
dianggapnya aman menjadi sesuatu yang tidak aman.
Facebook
sebagai platform media interaktif terbesar dunia dikategorikan sebagai new media
yang banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang, politik contohnya. Menghadapi
Pilpres 2019, studi kasus diatas dapat dijadikan pembelajaran bahkan tantangan
bagaimana facebook menganggap serius perubahan sosial yang sedang dihadapinya.
Ketika dahulu masyarakat sangat percaya dengan facebook, kini media sosial
tersebut telah kehilangan kepercayaan masyarakatnya. Kecemasan dan perilaku
tersebut merupakan konteks non-verbal yang baiknya ditanggapi serius oleh
facebook untuk memutar balik keadaan, utamanya di Indonesia yang sangat rentan
terjadi. Seperti yang terjadi di Amerika saat ini, facebook telah melakukan
blokir akun pada beberapa situs tertentu yang berpotensi menyebarkan isu
perpecahan bangsa dan menyebar hoax pemilu (inet.detik.com). Pada Agustus 2018
lalu, Facebook Indonesia telah menyatakan siap menghadapi tantangan tersebut
dan melakukan langkah antisipasi yang akan diumumkan bulan depannya. Sayangnya,
hingga bulan Desember 2018, facebook Indonesia
belum juga mengumumkan hal tersebut.
Diketahui
bahwa suatu lembaga merupakan subsistem dari sistem yang lebih besar lagi.
Salah satu contohnya yakni facebook merupakan subsistem dari sistem negara
Indonesia, sistem yang lebih besar lagi. Namun, tidak dapat dipungkiri pula
bahwa subsistem tersebut memiliki kuasa otonomi terhadap sistemnya sendiri.
Menelaah dari teori sistem sosial yang dikemukakan oleh Talcot Parsons, bahwa
subsistem sosial sebenarnya saling bergantung dan berkaitan (Rahayu, et al., 2016, pg 26). Begitu pula
subsistem di dalam subsistem seperti Facebook sebagai subsistem Indonesia
memiliki subsistemnya sendiri. Hal ini berarti, facebook dalam praktiknya juga
memiliki kuasa atas apa yang terjadi dalam prosesnya.
Facebook
dalam menjalankan sistem baiknya memerhatikan pendapat Talcot Parsons yang menyebutkan
bahwa untuk mencapai suatu keseimbangan perlu melakukan empat syarat, dengan
singkatan AGIL (Rahayu, et al., 2016,
pg 23) :
-
Adaptation
Facebook
sebagai sistem sosial seharusnya mampu melakukan adaptasi dengan baik. Sudah
dilakukannya dalam ajang pemilu Amerika Serikat akhir tahun 2018, namun belum
diterapkan di sistem new media
Indonesia. Bentuk adaptasi ini dirasa perlu sebagai fleksibilitas media dalam
menyesuaikan jaman yang semakin canggih, utamanya dalam hal keamanan.
-
Goal Attainment
Sekalipun
tujuan Facebook bahkan disebut menentang, seperti menentang pemerintahan karena
pemerintahan Donald Trump dirasa curang, baiknya Facebook mengikuti tujuan
utama lingkungan sosial. Facebook perlu menjadikan penggunanya aman dalam
privasi data serta menempatkan Facebook bukan menjadi media kampanye yang
curang. Langkah-langkah yang dicanangkan oleh Facebook Indonesia merupakan
salah satu contoh dalam pencapaian tujuan bersama. Hal ini juga diperkuat
dengan pendapat Luhmann, ketika terjadi diferensiasi sosial secara fungsional,
maka bisa saja dirinya akan tersingkirkan. (Fuchs dan Wolfkirchner, pg 3).
-
Integration
Berperan
sesuai dengan fungsinya untuk membentuk solidaritas sosial. Facebook melakukan
perannya berupa media yang menghubungkan antar pengguna dengan menjaga privasi.
Ketika kemudian facebook dijadikan lahan iklan berkampanye dengan
mengesampingkan privasi, hal ini akan ditolak oleh masyarakat dan menciptakan
disintegrasi yang merusak sistem. Kerusakan sistem dapat dilihat melalui
pemberontakan yang terjadi.
-
Latent Pattern
Facebook
belum menjaga nilai dan budaya dalam masyarakat, seperti studi kasus Donald
Trump bagaimana kepercayaan belum dapat dipegang erat oleh pihak Facebook.
Sebaliknya, dalam studi kasus yang terjadi di Indonesia, Facebook berusaha kuat
memegang kepercayaan penggunanya dengan menyebutkan solusi sebelum terjadi
permasalahan.
Tindakan yang dilakukan oleh
facebook sebelumnya telah diprediksi secara teoritis oleh Luhmann. Facebook
menciptakan keteraturan ketika sebuah kerusakan terjadi, jika tidak dilakukan
maka akan ada pihak yang memberontak (King dan Tornhill, 2003; 9). Seperti
ungkapan Mark Zuckerberg bahwa Facebook sudah melakukan tindakan pencegahan dan
peningkatan keamanan untuk meyakinkan berbagai pihak tentang kasus kebocoran
data. Menganalisis studi kasus tersebut dalam kacamata teori sistem yang
dikemukakan Luhmann, Facebook mengalami ‘perbaikan’ dalam salah satu
subsistemnya. Teori ini memberikan istilah autopoiesis sebagai bentuk adaptasi
subsistem dengan lingkungan sosialnya. Jika tidak masyarakat luar akan
memberikan dugaan lain akibat diferensiasi tersebut (Fuchs dan Wolfkirchner, pg
3). Adaptasi dilakukan sebagai bentuk mengikuti kemauan masyarakat juga
fleksibilitas perusahaan agar mampu bertahan ditengah-tengah keadaan sosial
yang berubah. Keadaan sosial yang berubah bisa ditandai dengan keresahan.
Indonesia kali ini berada di medan pertempuran kampanye Pilpres 2019. Tinggal
bagaimana Facebook melakukan autopoiesis dalam menghadapi situasi yang memanas.
Tahap pertama sudah terlihat bahwa Facebook akan meluncurkan tahap awal
antisipasi (detik.com). Namun, kelanjutan tahap pertama tersebut belum
diketahui sehingga belum dipastikan
apakah sistem Facebook di Indonesia melakukan ‘perbaikan’ atau dengan istilah
autopoiesis sebagai subsistem yang dianggap rusak atau tidak seimbang.
Ketika
Facebook di Indonesia belum memahami teori sistem sosial yang berlaku dalam
setiap sub-sistem, maka besar peluang terjadinya kemungkinan buruk. Seperti
studi kasus Donald Trump pada kampanye 2016 yang menyedot data secara illegal
dari survei Facebook. Kampanye tersebut berujung pada black campaign menjatuhkan Hillary Clinton dengan isi yang berbeda.
Isi ini menyesuaikan terhadap algoritma yang telah disusun sesuai dengan pandangan
politik, opini pribadi, hobi, dan selera dari masing-masing pengguna. Sebagai
bahan evaluasi, sistem Facebook di Indonesia akan menghadapi tantangan Pilpres
2019 dengan besar harapan tidak terjadi kecurangan seperti dilakukan oleh Cambridge Analytica. Adaptasi sistem
ini dilakukan sebagai bentuk kesadaran
bahwa Facebook Indonesia adalah subsistem dari suatu sistem yang lebih besar,
yakni negara.
DAFTAR PUSTAKA
King, M dan Cornhill, T. 2003. Nikhlas Luhmann’s
Theory of Politics and Law. Palgrave Macmillan: New York
Rahayu, B. Wahyono, E. Wendratama, I.A. Yusuf, N.
Kurnia, P. Rianto, W.M. Adiputra, dan A.E. Siregar. 2016. Membangun Sistem
Komunikasi Indonesia: Terintegrasi, Adaptif, dan Demokratis. Pemantau Regulasi
dan Regulator Media (PR2Media): Yogyakarta
Fuchs, Christian and Wolfgang Hofkirchner. Autopoiesis
and critical social systems theory. In Autopoiesis in organization theory and
practice, ed. Rodrigo Magalhães and Ron Sanchez, 111-129. Bingley: Emerald
Anonim.
2018. Big Data dan Revolusi Strategi Kampanye. https://nasional.sindonews.com/read/1356272/18/big-data-dan-revolusi-strategi-kampanye-1542754456/30.
5 Desember 2018 (20:15)
Pratomo,
Y. 2018. Ini Cara Cambridge
Gunakan Data Facebook untuk Menangkan Trump. https://tekno.kompas.com/read/2018/03/27/19110007/ini-cara-cambridge-gunakan-data-facebook-untuk-menangkan-trump. 5 Desember 2018 (20:08)
Pratomo,
Y. 2018. Zuckerberg Akhirnya Angkat Bicara Soal Kebocoran Data Facebook. https://tekno.kompas.com/read/2018/03/22/09070997/zuckerberg-akhirnya-angkat-bicara-soal-kebocoran-data-facebook. 11 Desember 2018
(22:30)
Putri,
V.M. 2018. Mau Kerahkan Ruang Perang untuk Pilpres 2019, Facebook? https://inet.detik.com/cyberlife/d-4268207/mau-kerahkan-ruang-perang-untuk-pilpres-2019-facebook. 5 Desember 2018
(21:44)
SAH.
2018. Bocor Data Facebook, Strategi Donald Trump, dan Pilpres 2019. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180419121109-32-291945/bocor-data-facebook-strategi-donald-trump-dan-pilpres-2019. 5 Desember 2018
(20:32)
0 pendapat